Cerita Nunggu Hujan Reda di Pinggir Jalan Periuk

Suatu sore, hujan turun mendadak saat saya berada di tengah perjalanan pulang. Awan besar menggantung di atas Periuk, dan dalam hitungan menit hujannya turun deras. Saya langsung menepi di sebuah ruko kosong yang memiliki sedikit kanopi—tempat perlindungan singkat yang sering jadi teman para pengendara.

Dari tempat berteduh, saya mendapat pemandangan yang cukup menarik. Lalu lintas melambat, banyak pengendara berhenti di sudut-sudut aman, dan beberapa memilih tetap bergerak dengan kecepatan sangat pelan. Sementara saya menunggu, saya sekalian cek lampu motor, rem belakang, dan kaca helm yang mulai buram.

Di ujung jalan, terlihat area Nambo Motorindo Jaya Periuk, yang biasanya ramai, kini tampak lebih tenang karena cuaca. Suara air memantul ke aspal, dan beberapa kendaraan berat mulai mengatur ritme untuk menghindari genangan yang mulai terbentuk.

Hujan semacam ini sering membuat saya merasa perjalanan menjadi lebih lambat namun lebih penuh observasi. Saya jadi lebih memperhatikan suara kendaraan lain, cara orang-orang mengambil keputusan di jalan, hingga bagaimana cuaca mengubah karakter seluruh wilayah itu. Setelah sekitar setengah jam, hujan mereda dan saya lanjut berkendara pelan sambil menghindari titik-titik air yang mengumpul.

Postingan populer dari blog ini

Catatan Servis Motor Mingguan di Area Periuk